SISTEM INJEKSI BAHAN BAKAR DIESEL
1) Pengertian Sistem Injeksi Bahan Bakar Mesin Diesel.
Sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan sistem paling penting di antara sistem-sitem yang lain. Dengan sistem injeksi bahan bakar yang baik dan tepat akan menghasilkan tenaga mesin yang optimal. Sebaliknya sistem injeksi bahan bakar yang kurang baik dan kurang tepat dapat menyebabkan tenaga mesin diesel kurang optimal, bahkan mungkin saja mesin diesel tidak dapat dijalankan sama sekali. Banyak orang yang menyatakan bahwa sistem injeksi bahan bakar pada mesin diesel merupakan jantung hidup matinya mesin. Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel mencakup rangkaian komponen-komponen yang berhubungan dengan bahan bakar, yang berfungsi mengisap bahan bakar dari tangki bahan bakar, memompakan bahan bakar, sampai bahan bakar tersebut diinjeksikan ke dalam ruang bakar silinder mesin dalam rangfka memperoleh tenaga.
2) Fungsi Sistem Injeksi Bahan Bakar
Berdasarkan pengertian sistem injeksi bahan
bakar pada mesin diesel di atas, maka fungsi sistem injeksi bahan bakar mesin
diesel yaitu:
a)
Menyimpan bahan bakar
b)
Menyaring bahan bakar
c) Memompa atau menginjeksi bahan bakar ke dalam
ruang bakar silinder mesin
d) Mengabutkan bahan bakar ke dalam ruang bakar
silinder mesin
e)
Memajukan saat penginjeksian bahan bakar
f) Mengatur kecepatan mesin sesuai dengan bebannya
melalui pengaturan penyaluran bahan bakar
g) Mengembalikan kelebihan bahan bakar ke dalam
tangki bahan bakar.
3) Syarat sistem injeksi bahan bakar mesin diesel
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a)
Memberikan
sejumlah tertentu bahan bakar.
Sistem injeksi bahan bakar harus setiap saat
tertentu memberikan sejumlah tertentu bahan bakar ke tiap-tiap silinder mesin
diesel.
b)
Menepatkan saat penginjeksian bahan bakar
Bahan bakar harus
diinjeksikan ke dalam silinder tepat pada saat kemungkinan mesin diesel mampu
menghasilkan tenaga yang maksimum. Bahan bakar yang diinjeksikan terlalu cepat
atau terlalu lambat selama langkah usaha menyebabkan terjadinya kerugian
tenaga.
c)
Mengendalikan kecepatan pengiriman bahan bakar.
Kerja mesin diesel yang
halus pada tiap-tiap silinder tergantung pada lama waktu yang diperlukan untuk
menginjeksikan bahan bakar. Kecepatan mesin yang lebih tinggi harus dicapai dengan
pemasukan bahan bakar yang lebih cepat pula.
d)
Mengabutkan bahan bakar.
Bahan bakar harus
sepenuhnya tercampur dengan udara untuk pembakaran sempurna. Dalam hal ini
bahan bakar harus dikabutkan menjadi partikel-pertikeal yang halus.Dengan demikian penginjeksian
bahan bakar ke dalam silinder mesin diesel harus pada saat yang tepat dan
jumlah yang tepat pula sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
4) Komponen-komponen Sistem Injeksi Bahan Bakar
Mesin Diesel
Sistem injeksi bahan bakar mesin diesel dapat dibedakan menjadi 2 (dua)
cara yaitu:
a)
Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
sebaris
b) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
distributor
a) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
sebaris (inline fuel injection pump)
Sistem injeksi bahan
bakar yang menggunakan pompa injeksi sebaris dapat dilihat pada gambar 8, yaitu
dengan pompa injeksi Bosch.
Gambar 1.
Sistem injeksi bahan
bakar dengan pompa injeksi sebaris
Pada
sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi sebaris seperti di atas,
terdiri dari empat elemen pompa yang melayani empat buah silinder. Dengan
demikian tiap silinder mesin diesel akan dilayani oleh satu elemen pompa secara
individual.
b) Sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
distributor
Pada
sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi distributor, pompa injeksinya
hanya memiliki satu buah elemen pompa. Dengan demikian satu elemen pompa akan
melayani empat buah silinder mesin diesel melalui saluran distribusi pada
pompa. Sebagai contoh sistem bahan bakar dengan pompa distributor dapat dilihat
pada gambar 2.
Gambar 2. Sistem bahan
bakar dengan pompa injeksi distributor VE
Pompa
injeksi sebaris pada umumnya digunakan untuk mesin diesel bertenaga besar
dengan ruang bakar langsung dan penyemrotan langsung (direct injection),
sedangkan pompa injeksi distributor banyak digunakan untuk mesin diesel
bertenaga menengah dan kecil dengan ruang bakar tambahan.
Berdasarkan
gambar 1 dan gambar 2 di atas maka secara umum komponen-komponen
injeksi bahan bakar mesin diesel adalah:
a)
Tangki bahan bakar (fuel tank)
b)
Saringan bahan bakar (fuel filter)
c)
Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer
pump)
d)
Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection
pump)
e)
Pipa-pipa injeksi bahan bakar (fuel
injection lines)
f)
Injektor (fuel injector)
g)
Pipa-pipa pengembali bahan bakar (fuel
return lines)
Di samping komponen-komponen utama di atas, komponen sistem injeksi
tambahan yang lain adalah:
h)
Pengatur kecepatan (governor)
i) Pengatur untuk memajukan saat injeksi otomatis
(advancer/automatic timer)
Komponen-komponen
tersebut di atas terangkai menjadi satu kesatuan dan saling berhubungan dan
saling membantu dalam rangka penginjeksian bahan bakar ke dalam silinder mesin
dengan saat yang tepat dengan jumlah yang tepat pula.
a) Tangki bahan bakar (fuel tank)
Tangki
bahan bakar berfungsi menyimpan atau menampung bahan bakar. Tangki bahan bakar
dibuat dengan berbagai ukuran dan tiap ukuran serta bentuk tangki tersebut
dirancang untuk maksud persyaratan tertentu.
Kapasitas
tangki tangki harus cukup untuk suatu jarak tempuh tertentu atau cukup untuk
digunakan dalam jangka waktu tertentu. Bentuk dan ukuran tangki tergantung pada
ketersediaan tempat (space) serta kapasitas yang dikehendaki. Misalnya
untuk ruang mesin yang panjang atau pendek, berbentuk bulat atau persegi.
Tangki
bahan bakar harus tertutup untuk mencegah masuknya kotoran, namun demikian
harus mempunyai lubang pernafasan (ventilation) dan untuk lubang
pengisian bahan bakar sebagai pengganti bahan bakar yang telah dipakai. Dengan
demikian paling tidak harus ada tiga buah lubang, yaitu untuk mengisi,
mengalirkan keluar dan lubang untuk mengeringkan (draining). Kadangkala
terdapat lubang untuk saluran kebocoran bahan bakar (fuel overflow/fuel
leak-off).
b) Saringan bahan bakar (fuel filter)
Penyaringan bahan bakar
mesin diesel sangat penting karena bahan bakar diesel cenderung tidak bersih
baik dari kotoran partikel atau dari air, sedangkan elemen pompa injeksi dan injector dibuat presisi.
Untuk memisahkan air dari bahan bakar digunakan juga water sedimenter yang
bekerja atas sifat gravitasi air sendiri yang lebih besar daripada bahan
bakarnya.
Gambar 3. Saringan
bahan bakar dan sedimenter
Bila air sampai masuk ke
dalam elemen pompa maka dapat menyebabkan kerusakan pada elemen pompa karena
korosi dan pengabutan menjadi terganggu. Untuk
mengetahui bahwa air yang berada dalam sedimenter telah banyak maka diketahui
dari sistem lampu peringatan yang sirkit kelistrikannya dapat dilihat pada
gambar 4.
Gambar 4. Sistem
kelistrikan sedimenter
Bila
volume air dalam sedimenter telah cukup banyak (200 cc) maka pelampung akan
menghubungkan water switch (lead switch) dengan masa. Akibatnya arus listrik
akan mengalir dari baterai ke lampu filter terus ke masa, akibantnya lampu
filter akan menyala untuk memberi peringatan kepada pengendara bahwa air yang
berada pada sedimenterperlu segera dikeluarkan.
Pada
sistem injeksi bahan bakar sering dijumpai lebih dari satu penyaringan bahan
bakar, yaitu:
(1) Penyaring pada tangki (filter screen)
atau pada pompa pemindah, yang berfungsi Manahan partikel besar,
(2) Penyaring primer (primary filter)
berfungsi menyaring partikel-partikel kecil, dan
(3) Penyaring sekunder (secondary filter)
berfungsi menyaring partikel yang lembut.
c) Pompa pemindah bahan bakar (fuel transfer
pump)
Pompa pemindah bahan
bakar ini berfungsi untuk mengisap bahan bakar dari
tangki dan menekan bakar melalui saringan bahan bakar ke ruang pompa injeksi.
Pompa ini dinamakan juga pompa pemberi (feed pump) atau pompa pencatu
bahan bahan bakar (fuel supply pump) atau priming pump. Pompa
pemindah bahan bakar untuk sistem injeksi bahan bakar dengan pompa injeksi
sebaris dapat dilihat pada gambar 5.
Gambar 5. Pompa
pemindah untuk pompa injeksi sebaris
Pompa pemindah untuk
pompa injeksi sebaris adalah model pompa kerja tunggal (sigle acting)
dipasang pada sisi pompa injeksi dan digerakkan oleh poros nok pompa injeksi.
Pompa pemindah ini dilengkapi dengan pompa tangan untuk membuang udara yang
terdapat pada aliran bahan bakar sebelum mesin dihidupkan.
Bahan bakar di dalam
pompa injeksi selamanya harus cukup, untuk itu perlu pengiriman bahan bakar ke
pompa injeksi dengan tekanan tertentu. Bila tekanan rendah di bawah spesifikasi, elemen pompa
tidak mampu memberikan bahan bakar yang cukup pada kecepatan tinggi. Oleh
karena itu, tekanan pengisian harus di atas 1,8–2,2 kg/cm2 (2,56–3,11 psi).
Cara kerja pompa pemindah
pada pompa injeksi sebaris dapat dilihat pad gambar 6
Gambar 6. Cara kerja
pompa pemindah pada pompa sebaris.
Pompa
pemindah ini digerakkan oleh poros nok (1) sehingga piston (5) bergerak
bolak-balik untuk mengisap dan menekan bahan bakar bila tekanan masih rendah.
Bahan bakar yang diisap akan ditekan ke dalm pompa injeksi melalui saluran
keluar (8) dan katup tekan (9) membuka sedangkan katup masuk (6) menutup. Bila
poros nok tidak menekan tappet roller(2) maka katup tekan tetutup sedangkan
katup isap terbuka terjadilah pengiapan. Jika tekanan bahan bakar telah
melebihi spesifikasi maka tegangan pegas (7) tidak mampu mendorong piston.
Akibatnya piston tidak bergerak dan pompa pemindah ini tidak bekerja lagi.
Setelah tekanan turun maka pompa pemindah ini akan bekerja lagi.
Pompa
pemindah atau priming pump untuk pompa injeksi distributor dapat dilihat pada gambar 7.
Gambar 7. Priming pump
untuk pompa injeksi distributor
Priming pump untuk pompa
injeksi distributor ini dilengkapi dengan penyaring bahan bakar dan sedimenter.
Cara kerja priming pump ini adalah sebagai berikut:
Tekan
handle pompa diafragma ke bawah dan bahan bakar atau udara dalam ruang pompa
akan akan membuka outlet check valve dan mengalir ke saringan bahan bakar. Pada
saat yang sama inlet check valve akan menutup dan mencegah bahan bakar mengalir
kembali.
Bila
handle poma dibebaskan, tegangan pegas mengembalikan diafragma ke posisi semula
danmenimbulkan vakum di dalam ruang pompa. Hal tersebut menyebabkan inlet valve terbuka
disebabkan adanya kevakuman dan bahan bakar akan mengalir ke dalam ruang pompa.
Pada saat yang sama outlet valve akan menutup mencegah kembalinya aliran bahan
bakar. Bekerjanya turun dan naik dengan berulang-ulang dan menyebabkan bahan
bakar dikirim ke saringan bahan bakar
d) Pompa injeksi bahan bakar (fuel injection pump)
Gambar 8. Pompa injeksi Inline (sebaris)
Pompa injeksi bahan bakar
berfungsi untuk menekan bahan bakar dengan tekanan yang cukup melalui kerja
elemen pompa.
Gambar 9, menunjukkan elemen pompa yang terdiri dari plunyer (plunger)
dan silinder (barrel) yang keduanya sangat presisi, sehingga celah
antara plunyer dan silindernya sekitar 1/1000 mm. Ketelitian ini cukup baik
untuk menahan tekanan tinggi saat injeksi, walaupun pada putaran rendah. Sebuah
alur diagonal yang disebut alur pengontrol (control groove), adalah
bagian dari plunyer yang dipotong pada bagian atas. Alur ini berhubungan dengan
bagian atas plunyer oleh sebuah lubang. Bahan
bakar yang dikirimkan oleh pompa pemindah masuk ke pompa injeksi dengan tekanan
rendah. Plunyer bergerak turun naik dengan putaran poros nok pompa injeksi.
Gerakan bolak-balik ini sesuai dengan cara kerja sebagai berikut
Gambar 9. Elemen pompa
injeksi sebaris
Keterangan:
2= Silinder (barrel)
3= Alur pengontrol
4= Lubang masuk elemen
5= Katup penyalur
6= Sleeve pengontrol plunyer
7= Pinion pengontrol plunyer
8=
Plunger driving face
9= Batang pengatur (control
rack)
Gambar 10. Cara kerja pompa
injeksi sebaris
(a)
Pada saat
plunyer berada pada titik terbawah, bahan bakar mengalir melalui lubang masuk (feed
hole) pada silinder ke ruang penyalur (delivery chamber) di atas
plunyer.
(b)
Pada saat
poros nok pada pompa injeksi berputar dan menyentuh tappet roller maka plunyer
bergerak ke atas. Apabila permukaan atas plunyer bertemu dengan bibir atas
lubang masuk maka bahan bakar mulai tertekan dan mengalir keluar pompa melalui
pipa tekanan tinggi ke injector.
(c)
Plunyer tetap
bergerak ke atas, tetapi pada saat bibir atas control groove bertemu
dengan bibir bawah lubang masuk, maka penyaluran bahan bakar terhenti.
(d)
Gerakan
pluyer ke atas selanjutnya menyebabkan bahan bakar yang tertinggal dalam ruang
penyaluran masuk melalui lubang pada permukaan atas plunyer dan mengalir ke
lubang masuk menuju ruang isap, sehingga tidak ada lagi bahan bakar yang
disalurkan.
Ukuran
elemen pompa dapat dilihat pada gambar 24. Tinggi pengangkatan nok adalah 8 mm,
sehingga gerakan plunyer naik turun juga sebesar 8 mm. Pada saat plunyer pada
posisi terbawah, plunyer menutup lubang masuk kira-kira 1,1 mm dari besar
diameter lubang masuk sebesar 3mm.
Dengan
demikian plunyer baru akan menekan setelah bergerak ke atas kira-kira 1,9 mm.
Langkah ini disebut “prestroke” dan pengaturannya dapat dilakukan dengan
menyetel baut pada tappet roller. Prestroke ini berkaitan dengan saat injeksi (injection
timing) bahan bakar keluar pompa.
Gambar 11. Ukuran pada
elemen pompa
Jumlah
pengiriman bahan bakar dari pompa diatur oleh governor sesuai dengan
kebutuhan mesin. Governor mengatur gerakan control rack yang
berkaitan dengan control pinion yang diikatkan pada control sleeve.
Control sleeve ini berputar bebas terhadap silinder. Bagian bawah
plunyer (flens) berkaitan dengan bagian bawah control sleeve. Jumlah
bahan bakar yang dikirim tergantung pada posisi plunyer dan perubahan besarnya
langkah efektif . Langkah efektif adalah langkah plunyer dimulai
dari tertutupnya lubang masuk oleh plunyer sampai control groove bertemu dengan lubang masuk. Langkah
efektif akan berubah sesuai dengan posisi plunyer dan jumlah bahan bakar yang
diinjeksikan sesuai dengan besarnya langkah efektif.
Gambar 12. Pengontrolan
jumlah bahan bakar yang diinjeksikan
Penekanan
bahan bakar dari elemen pompa ke injector diatur oleh katup penyalur (delivery
valve). Katup penyalur ini berfungsi ganda, yaitu selain mencegah bahan
bakar dalam pipa tekanan tinggi mengalir kembali ke plunyer juga berfungsi
mengisap bahan bakar dari ruang injector setelah penyemprotan
Gambar 13. Katup
penyalur (delivery valve)
Dengan
demikian katup penyalur pada pompa injeksi ini menjamin injektor akan menutup
dengan cepat pada saat akhir injeksi, karena untuk mencegah bahan bakar menetes
yang dapat menyebabkan pembakaran awal (pre-ignition) selama siklus pembakaran
berikutnya.
(a)
Pada saat
awal penginjeksian, maka katup penyalur pada posisi terangkat dari dudukan,
dengan adanya tekanan bahan bakar yang dipompa keluar dari pompa plunyer. Hal
ini memungkinkan bahan bakar dengan tekanan dialirkan ke nosel injeksi.
(b)
Bila tekanan
penyaluran menurun dan pegas katup penyalur menekan katup penyalur ke bawah,
maka relief valve akan menutup hubungan antara ruang penyalur dengan pipa
injeksi dan selanjutnya katup akan masuk ke dalam sampai dudukan bersentuhan
dengan body mencegah menurunnya katup.
(2) Pompa injeksi distributor
(VE)
Pompa
injeksi distributor tipe VE ini dirancang dengan plunyer tunggal untuk mengatur
banyaknya bahan bakar yang diinjeksikan dengan tepat dan membagi pemberian
bahan bakar ke setiap silinder
mesin sesuai dengan urutan penginjeksiannya.
Kelebihan
pompa injeksi distributor tipe VE adalah:(a) Kompak dan ringan, karena hanya
4,5 kg dan komponen-komponennya sedikit jumlahnya, (b) mampu digunakan untuk
mesin diesel putaran tinggi, (c) seragam dalam jumlah penginjeksian bahan
bakar, (d) mudah dalam menghidupkan mesin, (e) putaran idle yang stabil, (f)
pelumasan dengan bahan bakar sendiri, (g) mudah dalam penyetelan jumlah bahan
bakar yang diinjeksikan, (h) dilengkapi dngen solenoid penghenti bahan bakar,
(i) alat pengatur saat penginjeksian yang bekerja secara hidrolik, dan (j)
konstruksinya dirancang sedemikian rupa sehingga kalau terjadi mesin berputar
balik, pompa tidak akan memberikan bahan bakar ke silinder.
Pompa
injeksi distributor terdiri dari komponen-komponen:
(a)
Pompa pemberi
(feed pump) tipe sudu rotary yang mengalirkan bahan bakar dari tangki ke
dalam rumah pompa injeksi,
(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump (pressure regulating valve)
(b) Katup pengatur tekanan bahan bakar di dalam feed pump (pressure regulating valve)
(c)
Katup pelimpah (overflow) untuk
menyalurkan kelebihan bahan bakar dari pompa ke tangki.
(d)
Plat nok (cam
plate) yang digerakkan oleh poros pompa (drive shaft) yang
menggerakkan plunyer dalam bentuk berputar dan bolak-balik, karena plunyer
bersatu dengan cam plate
(e) Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(e) Governor mekanik (mechanical governor) yang mengatur jumlah bahan bakar yang diinjeksikan ke dalam ruang bakar
(f)
Pewaktu otomatis
(automatic timer) yang mengatur saat injeksi (injection timing)
yang bekerja menurut tekanan bahan bakar.
(g)
Solenoid
penutup bahan bakar (fuel cut-off solenoid) yang digunakan untuk menutup
aliran bahan bakar ke dalam elemen pompa.
(i)
Katup
penyalur (delivery valve) berfungsi mencegah bahan bakar dari dalam pipa
tekanan tinggi masuk ke dalam ruang elemen pompa dan mengisap sisa bahan bakar
dari injector pad akhir injeksi.
Komponen-komponen di atas dijelaskan sebagai berikut:
(a) Pompa pemberi (feed pump), Gambar 14.
Pompa pemberi tipe rotari ini berada dalam pompa injeksi yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke dalam rumah pompa melalui sedimenter dan filter. Pompa pemberi ini digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft) dan selama rotor berputar sudu pompa menekan keluar akibat gaya sentrifugal. Rotor yang tidak sepusat (eksentrik) ini menyebabkan bahan bakar akan terisap dan ditekan ke ruang pompa.
(b) Katup pengatur tekanan bahan
bakar (regulating valve)
Besarnya
tekanan bahan bakar pada pompa pemberi ditentukan oleh tekanan pegas pada
piston katup pengatur ini, sedangkan piston tertekan oleh tekanan bahan bakar.
Bila kecepatan pompa bertambah maka bertambah pula tekanan bahan bakarnya.
(c) Plunyer dan plat nok
Penyaluran
bahan bakar pada pompa injeksi bahan bakar distributor tipe VE melalui kerja
komponen-komponen yang dapat dilihat pada gambar 15 di bawah ini.
Gambar 15. Penyaluran
bahan bakar pada pompa injeksi distributor tipe VE
Pertautan
antara komponen-komponen utama pada gambar 15 di atas dijelaskan sebagai
berikut:
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft). Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok mempunyai 4 buah muka nok (cam face), yang bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer bergerak maju, sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu lubang distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi (distribution passage). Pengisapan terjadi bila salah satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan bakar berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah satu dari 4 saluran distribusi.
Pompa pemberi dan plat nok digerakkan oleh poros penggerak (drive shaft). Plunyer dan plat nok ditekan oleh dua buah pegas plunyer melawan roller. Plat nok mempunyai 4 buah muka nok (cam face), yang bila berputar muka nok berada di atas roller dan plunyer bergerak maju, sehingga bila plat nok dan plunyer berputar satu kali maka plunyer bergerak 4 kali maju mundur. Bahan bakar disalurkan ke tiap silinder setiap ¼ putaran plunyer dan satu kali plunyer bergerak bolak-balik. Plunyer mempunyai 4 alur pengisian (suction groove) dan satu lubang distribusi (distribution port). Dengan demikian pada silinder pompa terdapat 4 saluran distribusi (distribution passage). Pengisapan terjadi bila salah satu alur pengisian segaris dengan lubang isap, dan penyaluran bahan bakar berlangsung bila lubang distribusi segaris dengan salah satu dari 4 saluran distribusi.
Proses penyaluran bahan bakar terdiri dari pengisapan (suction), penyaluran (delivery), akhir penekanan (termination), dan
penyamaan tekanan (pressure equalization).
Gambar 16. Fuel cut off seleoid.
Pada
pompa injeksi distributor tipe VE ini dilengkapi dengan penutup aliran bahan
bakar ke pompa yang disebut dengan fuel cut-off solenoid. Lihat gambar 16. Bila kunci kontak diputar ke posisi ON maka katup solenoid akan tertarik
oleh kemagnitan sehingga saluran isap akan terbuka (gambar 17a). Bila
kuncikontak diputar ke arah OFF maka kemagnitan pada solenoid hilang dan katup
solenoid akan menutup saluran bahan bakar ke elemen pompa (Gambar 17 b).
Gambar 17. Solenoid
penutup bahan bakan
d) Injektor Bahan bakar (fuel injector)
Injektor
bahan bakar kadangkala disebut juga dengan pengabut atau ada yang menyebut
dengan nosel (nozzle). Disebut injector karena tugas dari komponen ini
adalah menginjeksi, dan disebut pengabut karena bahan bakar keluar dari
komponen ini dalam bentuk kabut, sedangkan disebut nosel karena ujung komponen
ini luas penampangnya makin mengecil.
Secara
garis besar nosel injeksi dapat diklasifikasikan ke dalam 2 tipe yaitu:
(1)
tipe lubang (hole type), dan
(2)
tipe pin (pin type)
Tipe lubang terdapat
dalam 2 jenis yaitu: (a) lubang satu (single hole type) dan, dan (b)
lubang banyak (multiple hole type). Lihat gambar 18.
Tipe pin terdapat dalam 2
jenis yaitu: (a) tipe throttle (throttle type), dan (b) tipe pintle (pintle
type). Lihat gambar 19.
Gambar 19. Nozzle lubang satu dan lubang banyak
Gambar 20. Pintle Type Nozzle dan Throttle Type Nozzle
Tipe
nosel injeksi sangat menentukan bagi proses pembakaran dan bentuk ruang bakar.
Tipe lubang banyak pada umumnya digunakan untuk mesin diesel dengan injeksi
langsung (direct injection), sedangkan tipe pin pada umumnya digunakan
untuk mesin diesel yang mempunyai ruang bakar muka (precombustion chamber)
dan ruang bakar pusar (swirl chamber).
Kebanyakan nosel injeksi
model pin adalah yang berjenis throttle yang pada saat permulaan injeksi jumlah
bahan bakar yang ditekan ke dalam ruang bakar muka hanya sedikit, tetapi pada
akhir injeksi jumlah bahan bakar semakin banyak. Kerja nosel injeksi tipe pin
dapat dilihat pada gambar 20.
Gambar 21. Kerja nosel
injeksi tipe pin
Nosel injeksi ditempatkan
pada mesin diesel dengan pemegang nosel (nozzle holder) yang dapat
menentukan jumlah bahan bakar dan mengatur tekanan injeksi. Pada gambar 21 ditunjukkan konstruksi nosel injeksi. Jarum nosel ditahan oleh pena tekanan (pressure
pin) dan pegas tekan (pressure spring) yang dapat diatur oleh sekrup
penyetel (adjusting screw) sehingga membukanya nosel injeksi dapat
diatur.
Tambah lama lagi videonya pak
BalasHapusTambah lama lagi videonya pak
BalasHapusMantapp, informasi yg berguna 👍
BalasHapusTrimakasih yg sdh mengunjungi...
BalasHapusSaran2.... menjadi masukan.
Alhamdulilah
BalasHapusbagus, biaa ditambahkan sitasi sumbernya supaya lebih bagus 😃
BalasHapusMantap sangat membantu
BalasHapusBagus pak informasinya.👌
BalasHapus